Ketika ditanya, lebih pilih mana suspensi udara (air suspension) atau suspensi per (spring suspension), Mohammad Abdul Hakim, atlet nasional juara umum Men Elite 76 Indonesian Downhill Championship 2018 dan Juara 1 Asian Downhill Series di Bandung 2018 langsung menjawab, “Suspensi udara!”
Tak hanya itu saja, pria kelahiran Jepara, 24 Mei 1996 ini juga menuturkan keyakinannya kebanyakan rider sepeda Downhill pasti akan memilih air suspension.
“Sebab banyak kelebihannya, memang. Selain lebih ringan jika dibandingkan dengan spring suspension, juga setting-nya lebih enak,” tutur Jambol.
Lanjut Jambol, air suspension lebih ringan karena tidak banyak komponen di dalam fork. Sementara untuk mengaturnya tinggal sesuaikan tekanan udara dengan berat badan rider. Dan untuk itu, sudah ada tabelnya.
“Apalagi sekarang untuk menambah angin bisa pakai pompa khusus suspensi. Jadi memang mudah banget,” kata Jambol.
Coba bandingkan dengan spring suspension. Untuk mendapat tingkat kekerasan yang diinginkan, harus di setting terlebih dulu melalui setelan pada fork yang akan menekan per sehingga lebih keras.
Beda dengan rear shock breaker atau suspensi belakang. Ada yang hanya menggunakan udara atau per saja untuk mengatur kekerasannya. Tapi ada juga yang kombinasi keduanya.
“Masing-masing rider punya selera yang berbeda-beda untuk rear shock ini. Sama-sama banyak digunakan,” tutur Jambol.
Namun demikian, kalau disuruh memilih, atlet nasional Downhill yang sekarang ini tergabung dalam 76Rider Downhill Squad ini lebih suka model spring.
“Saya pilih rear shock model spring karena lebih keras sehingga agresif. Tapi ada juga rider yang suka redaman soft sehingga pilih rear shock model udara,” tutup Jambol.