Agar tidak membingungkan, kita tanyakan saja pada Tommy Salim, pembalap nasional yang bernaung di bawah 76Rider Supermoto Squad, dan Khoiful Mukhib, atlet nasional yang tergabung di 76Rider Downhill Squad.
Kenapa begitu, karena keduanya ketahuan saling barter ilmu. Tommy Salim berguru pada Mukhib soal sepeda downhill, sementara Mukhib menimba ilmu dari Tommy, bagaimana menguasai motor trail.
“Ya kita melakukannya sejak awal 2021 lalu sih. Karena sering ketemu kalau pas syuting bareng, kita jadi sering ngobrol-ngobrol mau saling coba, main supermoto dan downhill,” ungkap Tommy.
Dari sini, Tommy dan Mukhib mulai latihan bareng dan barter ilmu.
“Kita biasanya ketemuan di sirkuit Mijen, Semarang, kalau untuk latihan supermoto. Tapi kalau latihan downhill ke sirkuit Ternadi, Kudus,” info Tommy.
Lebih lanjut Tommy mengatakan, latihan dengan sepeda downhill selain untuk melatih kekuatan fisik dan pernafasan, juga untuk melatih nyali.
“Downhill itu ngeri, lho. Lebih gila ketimbang motocross menurut saya. Bayangkan saja, trek sempit sekali, kiri-kanan jurang, kadang pohon, dan entah apa lagi. Refleks harus cepat, gila pokoknya,” tawa Tommy.
Sebaliknya, Mukhib punya pandangan yang berbeda. Menurutnya, justru motocross lebih sulit ketimbang downhill.
“Kesulitannya karena bobot motor jauh lebih berat ketimbang sepeda downhill, sehingga sulit dikendalikan,” buka Mukhib.
Menurut Mukhib, momen paling mengerikan adalah saat melakukan jumping.
“Wah, ngeri lah kalau sudah jumping. Tinggi banget,” senyum Mukhib.
Padahal Mukhib mengaku sudah mulai latihan motocross sejak 2016, tepatnya sejak mengikuti Pelatnas Asian Games di Malang.
“Waktu itu, kita ada jadwal latihan motorcross yang tujuannya sebagai penunjang ketahanan tubuh, terutama bagian atas,” jelas Mukhib sambil menyebut lokasi latihan ada di Batu, Malang.
Dari situ Mukhib merasakan motocross memang bagus untuk melatih upper body atlet downhill.
“Karena bobot motornya jauh lebih berat, jadi capek juga mengendalikannya. Belum lagi dengan trek yang rusak dan kasar. Benar-benar uji ketahanan,” kata Mukhib.
Terbukti setelah latihan motocross lalu main downhill, Mukhib merasakan bersepeda downhill jadi ringan sekali. Dari sinilah Mukhib terinspirasi untuk latihan motocross secara mandiri. Termasuk juga main supermoto.
“Kebetulan ada rejeki, bisa beli YZ250 untuk per banyak lap,” senyum Mukhib yang rutin latihan bersama komunitas di Jepara tiap seminggu sekali, kecuali dalam kondisi tertentu seperti cuaca buruk akhir-akhir ini. (BM)