Downhill selalu punya wajah baru di setiap masanya. Setelah era Greg Minnaar, Rachel Atherton, dan legenda saat ini, Loïc Bruni, kini mulai muncul nama-nama muda yang potensinya mulai terlihat di kejuaraan mountain bike. Mereka mungkin belum punya gelar sebanyak seniornya, tapi cara mereka membalap sudah cukup untuk menarik perhatian dunia.

Jackson Goldstone, rider asal Kanada, adalah salah satu yang paling menonjol. Usianya masih muda, tapi ia sudah terbiasa menghadapi jalur teknis dan lintasan curam dengan kecepatan yang stabil. Gayanya agresif, rapi dan smooth, membuatnya terlihat matang di luar usianya.

Dari Irlandia, ada Oisin O’Callaghan. Gelar juara dunia junior pada 2020 membawanya masuk ke kategori elite, dan sejak itu ia konsisten bersaing di papan atas. Oisin dikenal punya kecepatan alami dan kemampuan beradaptasi di berbagai jenis track.

Nama lain yang patut diperhatikan adalah Jordan Williams dari Inggris. Pada debutnya di kategori elite, Jordan langsung menunjukkan bahwa ia bukan sekadar pendatang baru. Konsistensi waktunya membuatnya sering berada di posisi 10 besar.

Dari Prancis, ada Benoît Coulanges yang beberapa musim terakhir tampil impresif. Meski usianya sedikit lebih senior dibanding rider muda lainnya, kecepatan, skill dan efisiensinya membuat dia sering jadi ancaman di kejuaraan besar.

Generasi baru ini tumbuh di era berbeda. Mereka tidak hanya fokus pada balapan, tapi juga aktif membagikan perjalanan mereka lewat media sosial. Hal ini membuat penggemar bisa melihat sisi lain dari dunia downhill, mulai dari proses latihan, persiapan lomba, hingga momen santai di luar track.

Dengan persaingan yang semakin ketat dan teknologi sepeda yang terus berkembang, peluang mereka untuk bersinar terbuka lebar. Beberapa tahun ke depan, nama-nama ini berpotensi menjadi tolok ukur baru dalam dunia downhill, meneruskan tradisi dan legacy yang membawa warna baru bagi olahraga ini.