Gerry Salim Jelaskan Setting Motor Pacuannya

Gerry Salim Jelaskan Setting Motor Pacuannya

Home » Stories » Gerry Salim Jelaskan Setting Motor Pacuannya
| 22 September 2020

"Sesuai namanya Special Engine (SE), jadi memang komponen mesinnya khusus buat balap"


Dalam kejuaraan motocross dan juga supermoto, kita sering mendengar istilah Special Engine. Apa sih itu? Menurut
Gerry Salim, pembalap asal Surabaya dengan seabreg prestasi internasional yang kini bergabung dalam 76Rider SM Squad, SE adalah istilah untuk motor yang dari pabrikannya didesain khusus untuk balap.

“Sesuai namanya Special Engine (SE), jadi memang komponen mesinnya khusus buat balap. Tidak sama dengan versi jalan raya-nya,” tutur Gerry.

Sekiranya info ini menjelaskan kenapa motor SE itu tidak dilengkapi dengan lampu, sein, atau standar samping. Ya, karena memang khusus untuk balap. Juga kadang suaranya yang lebih kasar, karena motor SE memiliki clearance gap antar komponen mesin yang renggang. Jadi siap untuk langsung digas pol, tanpa perlu inreyen seperti motor jalan raya.

Balik lagi, salah satu contoh motor SE adalah besutan Gerry Salim sendiri, yakni Honda CRF450R yang dipakainya turun di kelas FFA 450 pada ajang Trial Game Asphalt.

“Beda sama motor punya Tommy (Tommy Salim, kakak kandung sekaligus rekan satu tim di 76Rider SM Squad), yang berbasis motor produksi massal, Honda CRF150L. Karena dipakai balap di kelas 180 dan 250, maka hampir semua komponen mesinnya mesti dimodifikasi. Tapi motor punya Gerry ini nggak bisa diapa-apain. Semuanya bawaan pabrik. Hanya beberapa komponen saja yang diganti,” ungkap Gerry.

Komponen itu adalah sistem pengereman. “Piringan rem depan diganti diameter lebih besar. Cuma saya kurang tahu perbedaan diameternya. Yang Gerry tahu, master kaliper 2 piston bawaan motor diganti 6 piston dari produk Beringer, spesialis rem asal Prancis yang populer di Supermoto,” tunjuk Gerry.

Baca Juga: Beda Settingan, Suspensi Favorit The Salim Brothers

Tujuan penggantian ini adalah untuk mengantisipasi trek patah-patah yang mengharuskan sering-sering pengereman keras atau hard braking. Butuh sistem pengereman mumpuni dengan power mesin tembus 53,3 hp pada 9.800 rpm dan torsi 43,6 Nm pada 6.900 rpm. Bandingkan dengan Honda CRF150L yang “hanya” 12,8 dk/8.000 rpm, dan torsi 12,43 Nm/6.500 rpm.

Di luar sistem pengereman ini, tak ada lagi penggantian komponen pada motor Gerry. Paling ketika jelang balap, ubahan yang dilakukan pada setting suspensi.

“Setting suspensi ini mengikuti tipe sirkuit. Kalau untuk sirkuit dengan karakter stop and go, setting suspensi depan dibikin keras karena sering dilakukan hard braking. Beda dengan sirkuit panjang berkarakter rolling. Justru suspensi bagian belakang yang dibuat keras. Tujuannya agar dapat traksi roda ke aspal,” jelas Gerry yang mempertahankan suspensi Showa standar Honda.

Baca Juga: Pengalaman Terburuk Gerry Salim Saat Balapan

Untuk keperluan setting suspensi ini, di setiap balap Gerry didampingi mekanik suspensi dari JC Suspension, spesialis suspensi di Surabaya.

Selain itu, setiap kali balap Gerry juga memastikan bannya dalam kondisi prima. “Dalam balap supermoto, ban ini termasuk komponen fast moving. Tiap balap harus ganti. Apalagi karena power mesin motor yang besar,” tutur Gerry yang pilih merek Michelin.

Untuk tekanan udara dalam ban, tidak ada yang beda. “Hampir sama sih. Depan 20 psi, sementara belakang 18 psi,” ujar Gerry yang merawat sendiri perawatan motor bersama sang ayah di speed shop yang sedang dirintisnya. (BM)



MORE STORIES