Balap di kejuaraan Asia Road Race Championship (ARRC) India tahun 2017 rupanya jadi pengalaman terburuk Gerry Salim, rider kelahiran Surabaya yang sudah malang melintang di arena balap dunia.
Saat itu, pembalap berjuluk Bonek yang tahun ini resmi bergabung dengan 76Rider SM Squad berada di klasemen puncak sementara kelas Asia Production 250 (AP250) dengan selisih hampir 50 poin, unggul dari rival beratnya.
“Dengan perbedaan poin seperti itu, harusnya saya bisa mengunci gelar juara di seri India itu. Tapi karena terjatuh, saya gagal mendapatkan poin sehingga perebutan gelar juara Asia masih harus menunggu hasil di seri selanjutnya,” buka Gerry yang kemudian berhasil memenuhi mimpinya menjadi juara Asia di ajang ARRC 2017.
Lalu apa yang membuat pengalaman di Madras, India itu sebagai pengalaman terburuk bagi Gerry? Dia menjawab, karena di seri ke-5 ARRC India 2017 itulah dia merasakan sendiri bagaimana kesialan itu bisa menjadi mimpi buruk bagi seorang pembalap.
“Bayangkan saja, saat di Race 1 itu saya terjatuh sebelum balap dimulai. Tepatnya ketika sesi Warm Up. Bikin geleng-geleng kepala, karena saya sendiri tidak tahu apa sebabnya,” kisah Gerry.
Baca Juga: Cara The Salim Brothers Bangun Chemistry Saat Balapan
Waktu itu Gerry mengaku tidak memacu motornya. Jalan pelan saja, namun tiba-tiba roda depan kehilangan cengkeraman ke aspal.
“Makin aneh ketika melihat data telemetri, waktu itu saya tidak sedang mengerem motor. Juga tidak ada tanda-tanda yang bisa menjelaskan kejadian itu,” lanjut Gerry yang kemudian menyimpulkan kejadian itu sebagai kesialan bagi dirinya.
Selain kesialan, Gerry mengakui bahwa insiden kecelakaan bisa menjadi pengalaman buruk bagi pembalap. Seperti yang terjadi saat sesi kualifikasi Moto2 FIM CEV Repsol seri Aragon, Spanyol tahun 2019 kemarin.
“Waktu itu, saya baru mulai ikut QTT (kualifikasi) belum 1 lap saya disalip pembalap lain dan kemudian kami jatuh barengan,” kisah Gerry yang karena kejadian itu mengalami patah pada collarbone atau tulang bahu.
Baca Juga: Si Bonek Gerry Salim, Jawara Asia Tapaki Benua Biru
Nah yang bikin mengerikan itu karena di seri terakhir Moto2 FIM CEV Repsol 2019 yang digelar di Valencia, Gerry kembali terjatuh lagi-lagi di sesi Warm Up atau pemanasan. Akibatnya, tulang bahunya kembali patah. “Akibatnya, pen yang menyatukan tulang bahu ini bengkok,” tukas Gerry yang kemudian dilarang mengikuti sesi balap pada hari Minggunya.
Yang menjadi pengalaman buruk bagi Gerry bukan hanya kemudian setelah insiden ini Gerry tak lagi membalap di Moto2 FIM CEV. Tapi juga karena rasa nyeri pada tulang bahunya itu terasa sampai sekarang.
“Saya khawatir karena rasa nyeri itu sudah muncul saat saya mulai pakai wearpack,” kata Gerry yang berencana melakukan operasi untuk mengambil pen pada collarbone-nya itu. (BM)