Meski pandemi COVID-19 belum usai, namun Ikatan Motor Indonesia (IMI) secara perlahan mulai menggelar beberapa kejuaraan dengan protokol kesehatan yang ketat. Sebut saja Junior Motocross Championship memperebutkan piala Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo yang akan digelar mulai April 2021 mendatang di Jakarta.
Menyambut perkembangan ini, Gerry Salim, pembalap kelahiran Surabaya yang tergabung dalam 76Rider Supermoto (SM) Squad dan masih aktif mengikuti ajang kejuaraan internasional road race menyemangati pembalap-pembalap muda untuk kembali semangat berkompetisi.
“Kalau pun di beberapa daerah masih belum ada kompetisi, tapi sebaiknya teman-teman tetap semangat latihan. Ini penting untuk selalu menjaga kedisiplinan yang mana paling penting diperhatikan, juga kondisi fisik yang harus tetap dipertahankan,” buka Gerry yang sejak awal Januari 2021 lalu boyongan ke Jogjakarta, khusus untuk berlatih mempersiapkan dirinya menghadapi Asia Superbike (ASB) 1000 yang merupakan bagian dari Asia Road Racing Championship (ARRC).
Nah, langkah Gerry yang jauh-jauh latihan ke Jogja ini bisa dijadikan contoh.
“Saya putuskan ngekost di Jogja ini supaya bisa latihan bareng sama teman-teman pembalap di sini,” ungkap Gerry.
Ditambahkannya, dengan mempunyai sparing saat latihan balap maka bisa memunculkan semangat berkompetisi di segala bentuk latihan. Misalnya bersepeda, latihan fisik, atau latihan di sirkuit.
“Ini penting agar latihan bisa tetap menyenangkan, selain menjaga fighting spirit kita tetap menyala,” kata Gerry yang mengaku akan paksa dirinya untuk lebih baik lagi misalnya merasa kalah dalam satu hal dengan partner latihannya.
Gerry beserta Irvan Ardiansyah dan teman-teman latihannya membuat kompetisi sendiri sehingga jadi menyenangkan.
“Sampai-sampai kami putuskan latihan motor bareng di Semarang, di mana kita bisa latihan sekaligus berkompetisi. Menurut saya, variasi-variasi dalam latihan seperti ini sangat penting dilakukan, selain sangat menyenangkan,” papar Gerry.
Lanjut Gerry, latihan balap terkendala dengan kondisi sirkuit. Sebut saja Gelora Bung Tomo Surabaya yang sementara ini tertutup untuk dipakai latihan.
“Ya, ini salah satu alasan saya jauh-jauh datang latihan kemari. Tapi menurut saya, selama kita punya keinginan yang kuat untuk maju, seberapa berat masalah yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya. Tinggal kita sanggup apa tidak menjalaninya,” tutup Gerry yang sudah 3 bulan ini menyandang status sebagai anak kos-kosan. (BM)