Jenis Sepeda Gunung (MTB) Berdasarkan Rangka Dan Fungsinya, Serta Tips Memilih

Jenis Sepeda Gunung (MTB) Berdasarkan Rangka Dan Fungsinya, Serta Tips Memilih

Home » Stories » Jenis Sepeda Gunung (MTB) Berdasarkan Rangka Dan Fungsinya, Serta Tips Memilih
Boyo Maladi | 05 January 2022

Sepeda gunung atau juga disebut All Terrain Bike (ATB) atau Mountain Bike (MTB) adalah sepeda yang digunakan untuk melewati medan berat. Sepeda jenis ini pertama kali diperkenalkan tahun 1970, oleh pengguna sepeda di perbukitan San Fransisco. 

Sepeda gunung adalah jenis sepeda yang pertama kali dinaiki sampai ke puncak gunung Kilimanjaro, titik tertinggi di benua Afrika, dengan ketinggian hingga 5.895 m.

Meski ketika pertama kali dipamerkan pada New York Bike Show pada tahun 1981, penemu sepeda gunung mengatakan bahwa sepeda jenis ini tidak akan pernah populer, namun kenyataannya 80% sepeda yang terjual di Amerika Serikat adalah sepeda jenis ini. 

Salah satu alasannya, sepeda gunung bisa dipakai dimana saja, termasuk jalan raya dan jalan aspal (on-road), meskipun performa terbaiknya akan terlihat di alam bebas dengan medan offroad atau jalan tanah, jalan batu, dengan tanjakan dan turunan, dan segala rintangannya.

Selain itu, sepeda gunung mungkin adalah sepeda yang paling banyak dipakai, karena alasan tadi, bisa dipakai kemana saja. Tidak seperti sepeda balap, sepeda lipat, sepeda BMX, sepeda fixie, yang begitu dibawa off road langsung terasa penurunan performanya. Sepeda gunung kalau dibawa pada jalan raya, masih bisa berperforma bagus, walaupun secara tenaga tidak begitu efisien, dan kecepatannya masih kalah dari sepeda balap.

Sepeda gunung mudah dikenali dari ciri-cirinya, yakni ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (carbon fiber reinforced plastic), dan menggunakan suspensi atau shock breaker (peredam goncangan).

Sepeda gunung juga memiliki ground clearance yang tinggi sehingga tidak mudah tersangkut obstacle, dan memiliki bentuk setang atau handlebars yang relatif datar, serta menggunakan ban yang memiliki kemampuan mencengkeram tanah dengan kuat. 

Sepeda gunung juga memiliki 18-30 gear pindah (multi speed) yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. 

Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3x10=30 tingkat kecepatan yang berbeda.

 

Tipe MTB menurut jenis Frame

Tipe sepeda gunung dibagi menjadi empat berdasarkan jenis frame yang digunakannya, yaitu:

Rigid

Sepeda jenis ini tidak memiliki suspensi sama sekali, dan sering digunakan untuk sepeda cross country low-end.

Hardtail

Jenis ini memiliki bagian depan yang bersuspensi, sedangkan frame dengan bagian chain stay kaku tanpa ada suspensi. Tipe hardtail biasanya dipakai di medan yang bervariasi. Tipe hardtail sendiri bisa dicirikan dari adanya satu shockbreaker di bagian depan. Tipe ini lebih cepat mendapatkan momentum ketika dikayuh sehingga untuk mendapat kecepatan maksimum menjadi lebih mudah. Tipe ini cocok untuk cross country atau bermain di daerah pedesaan.

Soft Tail

Frame sepeda dengan suspensi belakang yang kecil yaitu elastomer dan diaktifkan dengan frame yang fleksibel bukan dengan pivot (persendian). Karena sepeda jenis ini tidak memiliki pivot, maka sepeda jenis ini lebih nyaman dan ringan dibandingkan sepeda jenis full suspension lainnya, dan juga tetap memiliki efisiensi mengayuh pedal layaknya jenis hardtail

Sepeda jenis ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999, oleh KHS, dengan tipe KHS Team Soft Tail. Akan tetapi pada saat ini, sepeda jenis soft tail jarang dikembangkan lagi, karena hanya memiliki travel belakang yang pendek, hanya sekitar 1-4 inci, dibandingkan dengan travel belakang sepeda full suspension sekarang yang bisa mencapai 8 inci.

Full Suspension

Sepeda jenis ini memiliki suspensi untuk bagian garpu depan dan bagian chain stay. Mekanisme kerja peredam kejut di bagian chain stay pivot yang menghubungkan lower dan upper chain stay, sehingga membuat ban belakang dapat naik-turun mengikuti kontur medan yang dilalui. 

Untuk sepeda full suspension lebih nyaman digunakan di medan off-road yang memiliki kontur tanah atau bebatuan. Hal ini penting karena getaran sepeda saat turun bisa diredam oleh shockbreaker di garpu depan dan belakang sepeda. Sepeda jenis ini biasanya fork (garpu) depannya lebih tinggi ketimbang belakang. Sehingga ketika di turunan, sudut kemiringan sepeda tidak terlalu ekstrem. Alhasil sepeda lebih mudah dikontrol.

 

Jenis MTB Berdasarkan Disiplin

Secara umum sepeda gunung dibagi menjadi 5 jenis menurut disiplin atau fungsi bersepeda, yaitu:

Cross country (XC)

Cross Country (XC) dirancang untuk medan yang tidak terlalu ekstrem (ringan), sepeda jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali. Karena hanya memiliki suspensi depan biasanya sepeda gunung jenis ini dikategorikan sebagai hardtail frame. Dirancang agar efisien dan optimal pada saat mengayuh di tanjakan, di jalan beraspal hingga jalan tanah pedesaan dan perjalanan jarak jauh. Sepeda jenis ini disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain MTB.

Sepeda jenis XC dirancang memakai suspensi depan (fork) dengan travel antara 80–120 mm, dan sangat tidak disarankan untuk mengganti panjang travel lebih dari yang telah ditetapkan oleh produsen.

Trail XC

Sepeda Trail adalah perkembangan dari sepeda XC, yang umumnya digunakan oleh pengendara MTB rekreasi, dengan medan trail off-road. Sepeda ini biasanya memiliki travel dengan ukuran antara 120–140 mm. 

Sepeda Trail XC biasanya dibuat untuk menghadapi medan kasar lebih baik daripada sepeda jenis XC.

Enduro/All-Mountain (AM)

Biasa dipakai untuk jalur perpaduan antara cross country (XC) dan downhill ringan (light DH). Didesain untuk melintasi medan yang berat seperti naik dan turun bukit, memasuki hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan off-road jarak jauh. 

Memiliki 2 suspensi depan dan belakang (double suspension). Panjang suspensi belakang (rear suspension) sekitar 6 inci dan panjang suspensi depan (fork) mulai dari 140–160 mm. Pengguna dapat melakukan pendakian gunung dengan baik (tidak berat), sekaligus juga dapat menuruni gunung dengan cepat (tidak berguncang-guncang), karena panjang suspensi yang optimal. 

Keunggulan sepeda jenis ini ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah Enduro.

Free Ride (FR) 

Dirancang untuk mampu bertahan melakukan lompatan tinggi (drop off) dan kondisi ekstrem sejenisnya. Rangkanya kuat namun tidak secepat dan selincah sepeda jenis All-Mountain, karena bobotnya yang lebih berat, maka kurang cocok untuk digunakan dalam perjalanan jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan.

Sepeda jenis ini spesifikasinya mirip dengan jenis Downhill. Sepeda jenis ini memiliki panjang suspensi fork ber-travel antara 180–200 mm.

Downhill (DH)

Sepeda gunung disiplin downhill dan bertipe full suspension contohnya sepeda Polygon yang dikendarai rider internasional Fabien Cousinie.

Untuk medan yang sangat ekstrem, sepeda gunung jenis ini mempunyai suspensi ganda (double suspension) untuk meredam benturan yang kerap terjadi ketika menuruni lereng dan dapat menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi. Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. 

Sepeda jenis ini tidak mengutamakan kenyamanan dalam mengayuh karena sepeda jenis ini hanya dipakai untuk menuruni lereng bukit atau gunung. Sepeda ini juga dipakai dalam perlombaan, sehingga yang menjadi titik utama dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. 

Untuk menuju lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka, tetapi sepeda mereka diangkut dengan mobil. Sangat tidak efisien jika sepeda ini digunakan di dalam kota maupun di jalur cross country. Travel suspensi depan sepeda ini sama dengan jenis sepeda FR, antara 180-200 mm.

Dirt Jump (DJ)

Sepeda jenis ini awalnya dirancang untuk anak muda perkotaan, selain sebagai alat transportasi, untuk kebut-kebutan di jalan raya kota, atau juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan atraksi-atraksi ekstrem lainnya. 

Fungsi dari sepeda jenis ini sangat mirip dengan BMX, tetapi dengan bentuk yang diperbesar. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah trial atau urban MTB.

Fat Bikes

Sepeda gunung dengan ukuran roda dan ban yang sangat gemuk (fat). Memiliki ban oversize dengan tekanan udara rendah, lebar ban fat bike umumya adalah 3.7 - 5 inci. Sehingga sepeda gunung fat ini memiliki daya cengkeram yang sangat kuat di pasir, salju atau jenis tanah yang lepas atau gembur lainnya. 

Jenis sepeda gunung ini populer di kalangan pengendara sepeda petualang. Hampir semua sepeda gunung fat bike tidak memiliki suspensi, karena ban yang lebar, besar, dan tebal, sudah cukup untuk meredam tekanan dan guncangan.

Menampilkan desain yang kokoh dan banyak rak tempat kita bisa membawa perlengkapan, fat bike adalah sepeda yang harus kita cari jika kita suka menuju ke alam bebas. Penampilannya yang unik juga membuat mereka populer di kalangan orang yang hanya menginginkan sesuatu yang terlihat berbeda.

Sepeda gunung listrik

Jenis sepeda gunung yang terus populer saat ini, dan semakin banyak diproduksi. Sepeda gunung listrik atau e-MTB adalah sepeda gunung yang mempunyai motor bertenaga listrik sebagai tambahan untuk penggerak sepeda.

Motor pada hub sepeda, biasa digunakan pada e-mtb dengan harga yang murah, tetapi kebanyakan e-MTB menggunakan sistem mid drive yang terletak di dekat bottom bracket, umumnya dibuat oleh Bosch, Yamaha atau Shimano.

Sebagian besar e-MTB memiliki motor dengan sistem penggerak pedal-assist, artinya motor akan membantu memutar rantai sepeda ketika kita mengayuh pedal. Jenis sepeda ini biasa disebut sebagai pedelec

Beberapa memiliki throttle/gas sebagai gantinya, di mana ketika kita menekan tombol maka pengendara akan terdorong maju, apakah dia mengayuh atau tidak. Ini membuat mereka lebih dekat ke sepeda motor karena tinggal menarik gas untuk menggerakkan sepeda.

Pabrikan sepeda gunung Indonesia juga sudah mulai memproduksi sepeda gunung listrik, walaupun harganya masih mahal, tetapi bisa mengimbangi produk e-MTB import yang harganya lebih mahal lagi.

 

Cara Singkat Memilih Sepeda Gunung (MTB)

  • Karena ada begitu banyak tipe MTB, maka ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk mendapatkan jenis sepeda gunung yang tepat.
  • Bandingkan spesifikasi dan statistik di seluruh model.
  • Tentukan ukuran yang paling cocok untuk Anda.
  • Pilih kit dan komponen build yang sesuai dengan tujuan dan anggaran Anda.
  • Cobalah terlebih dahulu beberapa sepeda melalui unit test apabila memungkinkan.
  • Pilih sepeda gunung yang paling sesuai dengan gaya berkendara Anda. (BM)


MORE STORIES