Supermoto adalah olahraga otomotif yang tergolong baru di Tanah Air. Jadi wajar kalau ketersediaan sirkuit yang ideal masih terbatas. Lha wong kejuaraannya saja juga masih belum terlalu banyak. Salah satunya ya Trial Game Asphalt.
“Kebanyakan yang dipakai sirkuit non permanen. Karena keterbatasan tempat, biasanya panitia menyesuaikan dengan cara membuat layout trek, yang kebanyakan berkarakter stop and go, atau patah-patah. Jadi ya mirip kejuaraan road race pasar senggol pada umumnya. Cuma minus papan jumpingan aja,” buka Tommy Salim, pembalap Surabaya yang tergabung dalam 76Rider SM Squad, sambil mencontohkan layout trek supermoto di Stadion Kanjuruhan – Malang, dan di Stadion Mandala Krida – Jogja.
Namun demikian, menurut Tommy, ada juga sirkuit yang memang didesain permanen untuk balap dengan fasilitas memadai, seperti Sirkuit Boyolali, atau Mijen – Semarang.
“Karakter sirkuit permanen seperti ini memiliki layout trek yang panjang dan berkarakter high-speed, dengan tikungan lebar yang bisa dilibas dengan teknik cornering atau rolling,” jelas Tommy yang berhasil merajai Trial Game Asphalt 2019 lalu dengan menjadi juara overall kelas Trail 175 Open, dan runner up FFA 250. Sebelumnya, Tommy juga tercatat sebagai runer up FFA 250 open Trial Game Asphalt 2018.
Baca Juga: Tommy Salim Buka Rahasia Korekan Motor Pacuannya
Kembali ke kondisi sirkuit yang kebanyakan masih non-permanen, untuk itu Tommy menghimbau kepada pembalap pemula atau komunitas yang ingin coba-coba ikut balap supermoto, untuk membekali diri dengan beberapa teknik dasar yang dibutuhkan.
Pertama adalah teknik start. Penting untuk diketahui, motor-motor yang digunakan untuk supermoto memiliki karakter torsi yang kuat. Apalagi di kelas FFA yang menggunakan motor kapasitas mesin besar.
“Kesalahan yang umum terjadi, pembalap terlalu bernafsu untuk langsung buka gas begitu start supaya langsung menyodok terdepan, tanpa memperhatikan teknik start yang benar,” tunjuk Tommy yang lebih dulu nyemplung di kejuaraan road race, sebelum jajal supermoto.
Baca Juga: Begini Cara Tommy Salim Hadapi Pressure Saat Balap
Ditambahkannya, teknik start yang benar adalah posisi tubuh sedikit condong ke depan. “Tujuannya agar distribusi berat ada di bagian depan motor, sehingga roda depan tidak mudah terangkat, selain supaya mendapat traksi roda ke aspal yang kuat,” terang Tommy. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi jika saat start motor loncat ketika pembalap saling senggol berebut posisi terdepan di trek yang pendek dan sempit.
Berikutnya adalah cornering atau menikung yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tikungan mati atau patah-patah sirkuit non-permanen. “Saya melihat masih banyak pemula yang kurang tepat menentukan titik corner entry dan corner exit. Sebab salah masuk tikungan, misal terlalu dalam, keluarnya juga pasti salah,” pesan Tommy.
Terakhir tapi menurut Tommy paling sulit adalah teknik melibas obstacle berupa papan jumpingan. “Meski kelihatannya sepele, tapi banyak yang kehilangan waktu gara-gara kurang tepat saat jumping, sehingga ketika turun ke aspal, kesulitan jaga keseimbangan atau kestabilan motor. Ini yang bikin waktu banyak terbuang, juga bikin celaka pada trek yang pendek,” jelas Tommy.
Untuk itu Tommy memberikan tips sebelum jumping, usahakan paha menjepit tangki motor dengan kuat. “Jangan lupa juga menutup gas. Tujuannya jangan sampai saat menyentuh aspal, posisi gas terbuka. Motor bisa liar dan susah dikendalikan,” tutup Tommy, yang mengaku butuh waktu 1 tahun bagi dirinya untuk bisa melibas obstacle berupa jumpingan ini dengan benar. (BM)